Perwiraku Dia insan yang sangat aku kagumi,
Sangat aku hormati,
Sangat aku segani.
Saat ini,
Sangat ingin aku tatapi wajahnya,
Mencium tangannya,
Tangan dingin segarnya,
Yang sentiasa membelai ubun kepalaku,
Saat ku lelapkan mata,
Yang mengurut lembut kakiku,
Waktu aku tidak berdaya.
Akulah puteri yang bahagia.
Dia sangat aku rindui,
Sangat ingin aku milikinya kembali,
Mendengar bicaranya,
menikmati kasih sayangnya,
dan ingin sekali ku rangkul mesra,
Tubuh gagahnya
yang semakin kurang bemaya,
Dek dimamah usia.
Dialah tokoh pejuang,
Dia perwiraku,
Dia punya semangat menjulang tinggi,
Hangat membakar bak gunung berapi.
Tekad kentalnya usah kau sangkali,
Kerna ia sekebal beju besi,
sang perajurit Romawi.
Dia sangat ku sanjungi,
Sangat ku sayangi,
Sangat ku rindui,
Sentiasa akan ku ingati.
Tapi kala ini,
Dia hanya mampu ku tangisi,
Kerana dia telah pergi…
Al-Fatihah buat bapakku tercinta,
Allahyarham Ngadimun.
Semoga rohnya dicucuri rahmat oleh-Mu,
Dilapangkan kuburnya,
Dipelihara dari siksa,
Dan selamat dari api neraka.
Amiiin.
:: when tears suddenly drop during my prayer ::
August 2, 2008. (Saturday)